Pada masa orde baru yaitu di mulai pada tahun 1968-1999 kurikulum
yang diterapkan yaitu :
Kurikulum 1968
Merupakan pembaharuan kurikulum 1964, yakni dilakukan perubahan
struktur kulrikulum pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum ini merupakan
perwujudan perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu mengganti
Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran:
kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah
pelajarannya 9. Yaitu :
I.
|
Pengembangan
Moral :
|
|
1.
|
Pendidikan
Kemasyarakatan,
|
|
2
|
Pendidikan
Agama Budi Pekerti
|
|
II.
|
Perkembangan
Kecerdasan
|
|
1.
|
Bahasa
Daerah
|
|
2.
|
Bahasa
Indonesia
|
|
3.
|
Berhitung
|
|
5.
|
Pengetahuan
Alamiah
|
|
III.
|
Pengembangan
emosional atau Artistik
|
|
1.
|
Pendidikan
kesenian
|
|
IV.
|
Pengembangan
keprigelan
|
|
1.
|
Pendidikan
keprigelan
|
|
V.
|
Pengembangan
jasmani
|
|
1.
|
Pendidikan
jasmani/Kesehatan
|
Kelebihan Kurikulum 1968 Pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat
dan kuat. Kekurangan Kurikulum 1968 Hanya memuat mata pelajaran pokok saja,
Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan
faktual di lapangan.
Kurikulum Periode 1975
kurikulum 1975 ini pada setiap bidang studi dicantumkan tujuan
kurikulum, sedangkan pada setiap pokok bahasan diberikan tujuan instruksional
umum yang dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai satuan bahasan yang memiliki
tujuan instruksional khusus. Dalam proses pembelajaran, guru harus berusaha
agar tujuan instruksional khusus dapat dicapai oleh peserta didik, setelah mata
pelajaran atau pokok bahasan tertentu disajikan oleh guru. Metode penyampaian
satun bahasa ini disebut prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Melalui PPSI ini dibuat satuan pelajaran yang berupa rencana pelajaran setiap
satuan bahasan.
Kelebihan Kurikulum 1975 Menekankan pada pendidikan yang lebih
efektif dan efisien dalam hal daya dan waktu Menganut sistem yang senantiasa
mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik,dapat diukur dan dirumuskan
dalam bentuk tingkah laku siswa.
Kelemahan Kurikulum 1975 Guru dibuat sibuk menulis rincian apa
yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran dimana Setiap satuan
pelajaran dirinci lagi dalam bentuk Tujuan Instruksional Umum (TIU), Tujuan
Instruksional Khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, dan evaluasi. Guru harus trampil menulis rincian apa yang akan
dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 1984
Kurikulum 1975 yang disempurnakan, Posisi siswa ditempatkan
sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau
Student Active Leaming (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984
adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode
1980-1986.
Dalam CBSA kegiatan belajarnya diwujudkan dalam berbagai bentuk
kegiatan seperti mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan,
memecahkan masalah, membentuk gagasan, menyusun rencana dan sebagainya.
Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di
sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat
diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan
CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa
berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi
mengajar model berceramah. Akhiran penolakan CBSA bermunculan.
Kurikulum 1994
Karakteristik kurikulum 1994 Pembagian tahapan pelajaran di
sekolah dengan sistem catur wulan, Pembelajaran di sekolah lebih menekankan
materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi),
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum
untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti
sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan
dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
Kelebihan Kurikulum 1994. Penggunaan strategi yang melibatkan
siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan social, Pengajaran
dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang
sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
Kekurangan Kurikulum 1994 Aspek yang di kedepankan dalam kurikulum
1994 terlalu padat, Konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid, Beban
belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi/ substansi setiap mata pelajaran, Materi pelajaran yang dianggap terlalu
sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan
kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari,
Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk
pemantapan pemahaman.
Suplemen Kurikulum 1999
Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen
Kurikulum 1999. Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum berhasil.
Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari
muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan
daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan
lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan
agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma
menjadi kurikulum super padat.
Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan
kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen
Kurikulum 1999. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan
prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:
- Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
- Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
- Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
- Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran.
- Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam meng implementasikan Nya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
Sumber :
http://www.academia.edu/4089455/Sejarah_Kurikulum
http://kupatkepot.blogspot.com/
http://agendajaya.blogspot.com/2015/03/kurikulum-1994-dan-suplemen-kurikulum.html
0 komentar:
Posting Komentar